Rabu, 21 Desember 2011

PSSI Dinilai Terlalu Patuh Pada Donatur

OLAHRAGA - SEPAKBOLA
Rabu, 21 Desember 2011 , 07:31:00

JAKARTA--Kisruh PSSI jilid II merupakan cermin peta politik bangsa Indonesia. Disaat kepentingan anggota PSSI tidak terakomodir, akhirnya memantik banyak pihak yang kecewa dengan kebijakan PSSI. Maka lahirlah dualisme kompetisi yang berujung menjadi ajang saling mematikan antara pengurus PSSI dengan anggotanya.

”Seperti itu juga realitas politik yang terjadi tanah air,” kata pengamat sepak bola nasional Ari Junaidi kepada INDOPOS (Grup JPNN) kemarin. Ari menilai, kesalahan PSSI pimpinan Djohar Arifin Husin ini terlalu menghamba kepada "dewan syuro" yang saat ini menjadi penyandang dana atau donatur PSSI.

Kepentingan-kepentingan bahkan keputusan PSSI pun sangat terlihat menguntungkan sebelah pihak. "Selalu membela kepentingan Jenggala. Ini blunder yang sangat tidak bisa ditolerir. Maka muncullah desakan KLB," kata pria yang juga dosen Universitas Gajah Mada itu.

Kisruh PSSI ini sebenarnya masih bisa diselamatkan dengan secepatnya, imbuh Ari, salah satunya adalah dengan mempertemukan pihak yang berseteru yakni pihak Djohar Arifin dengan jenggalanya, dan pihak yang ingin KLB beserta PT Liga Indonesia.

"Dengan mediator mahasiswa atau masyakarat sepak bola. Tapi saya pribadi memprediksi hal ini tetap tidak akan ada titik temu. KLB tetap menjadi solusi. Ini benar-benar menyedihkan untuk sepak bola Indonesia," keluhnya.

Hal senada diungkapkan oleh Isman Jasulmei. Pelatih yang mahir menelurkan pemain-pemain muda ini mengaku miris dengan kondisi sepak bola Indonesia. Dia juga sangat menyayangkan jika perangkat pelatih atau siapapun pelaku sepak bola di lapangan turut campur dalam polemik saat ini. "Tentu sebagai pelatih seharusnya bagaimana menjaga pemain agar tidak menjadi korban permasalahan PSSI. Lebih baik kita fokus mati-matian di pembinaan pemain," kata Isman. Jangankan untuk masuk piala dunia, menjadi raja Asia Tenggara saja Indonesia sudah sangat kesulitan dan selalu menjadi tim pecundang.

Ucapan Isman ternyata langsung dibuktikan. Program menciptakan prestasi di sepak bola Indonesia mulai terkena dampaknya. Itu setelah, niat PSSI mengumpulkan 20 pelatih yang diproyeksikan menggantikan Rahmad "RD" Darmawan sebagai pelatih timnas urung digelar, Selasa (20/12). Alasannya, adanya rapat mendadak Komite Eksekutif (Exco) PSSI.

PSSI berencana mengumpulkan 20 pelatih yang melatih klub peserta Indonesia Premier League (IPL) 2011/2012 dan yang tengah menganggur untuk mengisi kursi pelatih kepala timnas U-23 yang ditinggalkan RD. Menurut jadwal, acara itu akan digelar di Hotel Century pada Selasa (20/12). Namun, jadwal itu urung dilaksanakan.

"FIFA sudah mengeluarkan keputusannya terkait pasal 79 Statuta FIFA yang melarang pemain yang bermain di kompetisi yang diakui PSSI untuk membela timnas. Jadi, Exco PSSI harus segera menggelar rapat untuk membahas masalah itu," ujar anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI bidang Timnas Bob Hippy, kepada wartawan kemarin. 

"Keputusan itu dikeluarkan FIFA lewat pertemuan kami di Jepang pada Minggu (18/12)," lanjut Bob. Selain itu, lanjut Bob, gagalnya 20 calon pelatih timnas itu berkumpul karena sebagian besar diantara mereka pun tidak bisa ke Jakarta. "Banyak juga pelatih yang tidak bisa hadir. Jadi, kami memilih untuk mengundur pertemuan itu," jelas Bob.

RASN Jalan Terus
Lantas apa langkah selanjutnya PSSI dengan desakan Kongres Luar Biasa (KLB) menggantikan Djohar? "Kami akan tetap menjalankan roda organisasi. Karena memang kami sudah melaksanakan semuanya sesuai aturan," kata Bob.

Kubu yang menginginkan KLB juga masih tetap optimis. Ketua Rapat Akbar Sepak Bola Nasional (RASN) Dwi Irianto tidak akan berhenti melaksanakan hasil RASN. Pagi ini, pihaknya kembali akan menyerahkan berkas hasil keputusan RASN yang sudah valid dan didukung oleh banyak anggota PSSI. "Sampai tanggal 23 Desember kami belum juga dapat menemui ketua umum dan Sekjen, maka komite penyelamat langsung mengambil alih organisasi," tegas Dwi.

Dwi juga mengaku bahwa pihaknya sudah mempersiapkan tim khusus untuk melaporkan hasil RASN ke FIFA. "Pekan ini sudah ada tim yang berangkat," katanya. Dwi yakin, KLB akan tetap menjadi kenyataan dan terealisasi. Karena kendali PSSI sudah sudah di tangan komite penyelamat. "Komite penyelamat seperti komite normalisasi yang lalu. Namun ini mempersiapkan KLB. Jadi komite penyelamat akan memegang kendali hingga KLB dilaksanakan,"tandasnya.

Sementara itu, Anggota Komite Eksekutif (Exco) sekaligus Ketua Komite Kompetisi PSSI, Sihar Sitorus memastikan PSSI segera akan melakukan Kongres. Akan tetapi Kongres yang dimaksud bukanlah Kongres Luar Biasa (KLB) seperti desakan dari 2/3 lebih anggota PSSI dalam RASN oleh Forum Pengprov PSSI (FPP) di Pullman Hotel beberapa waktu lalu. Melainkan, hanyalah Kongres Tahunan sesuai program kerja PSSI.

"Pasti ada Kongres selama satu tahun ini, itu program," ujarnya kepada wartawan kemarin. Nantinya, disitulah segala aspirasi dari seluruh anggota PSSI baik dari Pengprov maupun klub akan ditampung dan dipertimbangkan.

Dia mengaku, PSSI terus mengikuti perkembangan terakhir mengenai pertemuan anggota PSSI yang disebut RASN tersebut yang berujung desakan KLB untuk mengganti keperusan PSSI di bawah kepemimpinan Djohar Arifin Husin.

"Jika pertemuan itu memang valid dan 2/3 anggota PSSI dan kemudian menuntut KLB. Kalau aturannya begitu ya kami ikuti aturan main," paparnya. Namun, KLB dinilai oleh  Sihar Sitorus akan mengeluarkan banyak energi. Pasalnya, KLB pastinya akan banyak pihak yang terlibat. Tak hanya itu, adanya KLB diyakini juga menjadi pemicu sebagai jalan tengah jika terdapat polemik pada kepengurusan yang akan datang.

Hal tersebut dilontarkan menyusul adanya dukungan KLB dari 452 anggota PSSI dalam Rapat Akbar Sepak bola Nasional (RASN) atas inisiasi Forum Pengprov PSSI (FPP) di Pullman Hotel belum lama ini.

Ia juga mengatakan, dukungan KLB yang diusung oleh FPP sangat tidak beralasan. Pasalnya, PSSI baru sekitar 5 bulan bekerja untuk menjalankan program kerja setelah Kongres di Solo, Jawa Tengah. "Hasil kerja belum terlihat, kami baru mau melakukan ini, melakukan itu, sudah tidak dipercaya," tandasnya.(lis)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar