Senin, 28 November 2011

Waspada, Obat Kuat Diduga Palsu

NUSANTARA - KALBAR
Senin, 28 November 2011 , 09:33:00


PONTIANAK--Sejumlah warga di daerah Imam Bonjol mengeluhkan obat yang dibelinya tidak berfungsi dengan baik. Bahkan obat tersebut menimbulkan kemerahan di bagian daerah intimnya.""Malah gatal sekali, padahal belinya mahal,""keluh warga yang enggan disebutkan namanya tersebut, Minggu, (27/11).

Awalnya, dia termakan dengan bahasa iklan di salah satu koran yang mengatakan, alat kelaminnya akan membesar apabila mengkonsumsi obat tersebut, dia berfikir, dengan mengkonsumsi obat tersebut, tentunya akan lebih memuaskan istrinya, namun sayang, keinginannya buyar ketika hal lain menimpa dirinya.

""Baru beberapa hari terakhir sih makainya, hasilnya sangat mengecewakan, kalau tidak sembuh, harus periksa ke puskesmas, atau ke dokter,""tuturnya dengan wajah berpaling.

Tidak hanya dia, teman yang lain pun hendak mencoba membeli obat yang berbentuk kapsul tersebut, namun, mengingat harganya yang mahal, niat untuk membeli obat diurungkan.""Sekilas sih, obatnya terlihat meyakinkan, tapi ternyata penampilan luarnya menipu,""keluhnya.

Hal tersebut menurut dokter spesialis Andrologi dan Seksologi, fakultas kedokteran universitas Udayana, Wimpie Pangkahila ketika di temui di rumah sakit Antonius, secara etika media massa manapun harus menyeleksi iklan yang akan diterbitkan. Sebab, obat atau jamu yang bersifat instan bisa menimbulkan ereksi pada pria dan wanita itu dipastikan menipu.

""Penderita yang datang ke saya sudah ratusan, jangan asal percaya, karena kalau obat ataupun jamu untuk disfungsi ereksi yang efeknya instan itu pasti bohong,""jelasnya.

Menurutnya, hal tersebut manjadi dilema bagi masyarakat, karena walau harus menanggung sakit akibat obat yang diduga palsu, tentunya untuk melaporkan kepada pihak terkait korban malu.

""Malu untuk melapor, pasti dipinta buktinya kan,""tambahnya sambil tersenyum.  Yang paling penting media mesti menyeleksi mana iklan yang bohong dan yang benar, dengan cara konfirmasi ke tenaga ahli, misalnya ke dokter,""katanya.

Selain itu, Wimpie Pangkahila berharap, masyarakat bisa berhati-hati dan tidak mudah terpengaruh dengan obat-obatan yang tidak terdapat izin dari badan pengawas obat makanan, karena membahayakan.""Masyarakat yang cerdas, pasti akan mampu membedakan, mana obat yang baik ataupun tidak,""pungkasnya. (ila).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar