Rabu, 30 November 2011

PSSI Pecah Kongsi, Kompetisi Terbelah

OLAHRAGA - LIGA INDONESIA
Rabu, 30 November 2011 , 05:15:00


JAKARTA - Di tengah keringnya prestasi, kompetisi sepak bola Indonesia terus dirundung masalah. Seperti musim lalu, liga Indonesia akan kembali terbelah. Jika dulu ada Indonesia Super League (ISL) dan Liga Primer Indonesia (LPI), kali ini ada ISL dan Indonesian Premier League (IPL).
   
IPL adalah nama baru kompetisi kasta teratas Indonesia yang ditetapkan oleh PSSI. Pengelolanya adalah PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS). Namun, format dan operator kompetisi anyar itu mendapat penolakan. Mereka yang menolak kemudian mengusung kembali format ISL dengan pengelola PT Liga Indonesia (lihat grafis).
     
Perpecahanan di kompetisi level teratas itu bakal merembet pada level Divisi Utama. Baik PT LPIS dan PT LI sama-sama mengklaim bakal menggelar kick off Divisi Utama pada pertengahan Desember.
     
Dampak perpecahan itu sungguh luar biasa. Di akar rumput, suporter terbelah. Pemain resah. Beberapa klub bahkan harus pecah jadi dua. Ada Arema IPL dan Arema ISL. Hal serupa terjadi di Persija Jakarta dan PSMS Medan. Persebaya Surabaya juga pecah. Yang satu di IPL, sedangkan satunya laga main di Divisi Utama versi PT LI.
     
Ibarat bom waktu, perpecahan kompetisi ini bakal menghancurkan sepak bola Indonesia. Wacana rekonsiliasi dihembuskan oleh Ketua Komite Disiplin PSSI sekaligus penanggungjawab timnas Bernhard Limbong. Dia menyerukan agar kekisruhan ini harus segera diakhiri.

"Saya optimsitis ke depan PSSI akan bersatu lagi. Sekarang biarkan dulu tenang. Lama-lama orang akan bosan juga," katanya di kantor PSSI kemarin (29/11).
     
Limbong akan menggagas pertemuan seluruh anggota PSSI untuk menyatukan visi dan misi yang saat ini tercerai berai. Jenderal bintang satu ini optimitis rencana baik itu akan mendapat respons positif. "Pak Harbiansyah (komisaris utama PT LI) itu sahabat saya. Begitu juga Pak Syahril Taher (direktur utama PT LI ) dan teman-teman di klub semua. Kita ini sahabat. Kita akan satukan stake holder sepak bola kita," ujar Limbong. "
     
Limbong menegaskan tidak boleh lagi ada yang pihak merasa paling benar.  "Tidak boleh ada menang-menangan," tegasnya.
     
Harapan serupa diungkapkan CEO PT LI Joko Driyono. Menurutnya, PSSI harus mencari solusi atas apa yang terjadi saat ini. Caranya adalah dengan meminta pendapat semua anggota PSSI. "Jangan malah klub dibuat cerai berai. PSSI berhak memanggil para anggotanya," ujar Joko.

Dorongan rekonsiliasi juga disuarakan oleh Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI). "Mereka harusnya duduk bersama, berbicara, dan mencari jalan keluar yang terbaik," kata Ketua Harian BOPI Haryo Yuniarto kepada wartawan di Jakarta kemarin.
     
Deputy Sekjen PSSI bidang kompetisi Saleh Mukadar mengatakan, PSSI sudah beberapa kali mencoba mengundang klub-klub. Tapi, undangan itu tidak pernah direspons. "Siapa yang menghendaki dua kompetisi? Kan mereka," kata Saleh kepada Jawa Pos di kantor PSSI tadi malam.

Saleh mengungkapkan, dia pernah bertemu dengan Rahim Soekasah yang menurutnya adalah wakil dari Nirwan Dermawan Bakrie, bekas wakil ketua umum PSSI. Sayang, pertemuan itu tidak membuahkan hasil.

"Rahim minta pihak mereka menjadi pengendali timnas dan kompetisi profesional. Sedangkan kami fokus ke kompetisi amatir, pembinaan usia dini, dan sport science," beber Saleh. (ali/ca)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar