Sabtu, 26 November 2011

Untuk Pembebasan Lahan Bandara Baru di Mengkendek Pemkab Alokasikan Rp38 M

Jumat, 25 Nov 2011, view 46 x
MAKALE-- Pemerintah kabupaten Tana Toraja mencanangkan proses pembebasan lahan untuk pembangunan bandar udara di Buntu Kunyi kecamatan Mengkendek, rampung tahun ini. Saat ini pemerintah sedang melakukan proses pembayaran kepada para pemilik lahan. Untuk kebutuhan pembebasan lahan ini pemerintah menghabiskan anggaran kurang lebih Rp 38 miliar.
“Proses pembayaran sudah hampir rampung. Anggaran yang kita alokasikan untuk pembebasan lahan sebesar Rp 38 milyar,” ujar Bupati Tana Toraja, Theofilus Allorerung di hadapan rombongan Fajar Group yang melakukan kunjungan ke daerah itu, Selasa lalu.
Anggaran Rp38 miliar ini, jelas Theofilus, berasal dari APBD Tana Toraja tahun 2011 sebesar Rp20 miliar dan bantuan Pemprov Sulawesi Selatan sebesar Rp18 miliar. Bantuan Pemprov ini dicairkan dalam dua tahap, pertama sebesar Rp10 miliar dan kedua sebesar Rp8 miliar.
Menurut Theofilus, kewajiban Pemkab Tator adalah menyiapkan lahan pembangunan bandara baru yang direncanakan menggantikan Bandara Perintis Pongtiku di Kecamatan Rantetayo. Untuk proses pembangunan lebih lanjut, seperti runway (landasan pacu pesawat) dan sarana serta prasarana lainnya akan dilakukan oleh pemerintah pusat melalui Departemen Perhubungan.
“Seluruh proses pembebasan lahan sampai pematangan lahan kita target selesai tahun ini. Sedangkan penyelesaian pembangunan bandara kita target pertengahan tahun 2013. Itu kalau tidak ada perubahan-perubahan jadwal yang signifikan dari pemerintah pusat,” ujar mantan Inspektur Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan ini.
Anggaran sebesar Rp38 miliar ini, jelas Theofilus, bukan hanya digunakan untuk pembebasan lahan semata. Dana ini juga digunakan untuk pembuatan dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang menelan biaya sekitar Rp650 juta. Dijelaskan, jika proses pembebasan lahan dan pembuatan dokumen AMDAL selesai, proses pembangunan selanjutnya akan diambil alih oleh pemerintah pusat. Pemerintah pusat, kata Theofilus, sudah menyediakan dana sekitar Rp350 miliar samai Rp400 miliar untuk pembangunan tahap pertama.
Menurut master plan yang sudah dibuat, pembangunan runway tahap pertama sepanjang 1900 meter plus semua kelengkapan bandara lainnya. Dengan panjang landasan pacu seperti ini, sudah bisa didarati pesawat berbadan lebar jenis ATR 72.
“Tahap dua runwaynya ditambah jadi 2.200 meter sehingga sudah bisa didarati pesawat jenis Boeing 737. Kita sudah siapkan pembebasan lahan sampai panjang runway 2.500 meter biar tidak sulit lagi kalau mau diperpanjang di masa datang,” jelas Theofilus.
Dia menyatakan optimis jika bandara itu sudah terbangun, industri pariwisata Toraja akan kembali bangkit, bahkan menjadi sektor primadona. “Fokus kita nanti ke eco culture tourism (pariwisata berbasis lingkungan dan budaya). Dengan adanya bandara saya yakin rencana kita sesuai dengan visi dan misi saya, bias tercapai,” pungkasnya. (mg3/ikh/d)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar